Sastra merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang
penuh dengan pelajaran berharga. Melalui sastra, manusia mampu mengekspresikan
perasaan dan nilai-nilai kehidupan secara tersirat maupun tersurat. Dalam pasal 2 UU No.22 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang menyatakan “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang –
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945”, Universitas Ma Chung sebagai lembaga pendidikan yang sangat
menghargai dunia edukasi telah menerapkan
aturan di atas dengan baik. Sebagai kampus yang menghargai literasi Indonesia, Universitas Ma
Chung mampu memberikan wadah kepada mahasiswanya untuk
mengeksplor dan mempelajari tentang dunia sastra lebih dalam. Salah satunya, saya dan kelompok saya
yang belajar banyak hal bersama sebuah komunitas sastra di kota Malang.
Kegiatan ini merupakan suatu strategi dalam perkuliahan umum Pancasila dalam
upaya menumbuhkan kesadaran akan ideologi Indonesia, yaitu Pancasila. Namun, apa hubungannya
dengan komunitas sastra? Dalam esai singkat ini, saya akan menjelaskan tentang refleksi
diri saya selama menempa ilmu di komunitas sastra dan hubungannya dengan
pendalaman nilai Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi dan cara pandang
masyarakat Indonesia dalam berperilaku. Lima sila tersebut ialah Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Kebijaksaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Seluruh nilai pancasila ini sudah saya
terapkan, baik secara teori saat perkuliahan di kampus maupun secara praktik
bersama komunitas sastra yang bernama Pelangi Sastra. Komunitas ini memiliki
basement untuk berkumpul bersama di Cafe Pustaka, Universitas Negeri
Malang. Dalam proses menjalani sebuah komunitas, Pelangi Sastra menjalani
sesuai motto mereka yang bertemakan Sastra Untuk Kemanusiaan. Dari motto
mereka, saya menyadari bahwa sastra mereka untuk masyarakat secara umum, bukan
hanya sekedar hobi membaca literasi dan lain sebagainya.
Dalam berinteraksi dengan komunitas Pelangi
Sastra, saya sering menganalisis kegiatan mereka dalam proses yang cukup lama. Pertanyaannya,
apakah mereka sudah menjalankan amalan Pancasila dengan baik? Ya, tentu saja, mereka mengamalkannya satu per
satu tiap amalan. Sila pertama dibuktikan dengan adanya keberagaman agama yang
ada dalam anggota komunitas sendiri. Sering kali, mereka menghormati antar umat
beragama dengan mempersilakan umat muslim dalam melaksanakan ibadah sholat
wajibnya. Selain itu, mereka juga tidak memandang peserta anggota kegiatan
mereka secara sepihak dalam konteks agama ini. Dalam sila kedua, mereka berlaku
adil kepada semua orang dengan adab yang baik. Hal ini jelas terbukti dengan
adanya perlakuan mereka kepada kami yang sangat mengedepankan pendidikan dan
sastra di atas segalanya. Mereka membimbing kami untuk belajar membudayakan
membaca dan mencintai sastra dengan hati nurani. Begitu pula dengan pengalaman
sila-sila yang lain, komunitas Pelangi Sastra melakukan aktualisasi dengan
penuh rasa kemanusiaan.
Secara pribadi, saya sangat senang mengenal
komunitas Pelangi Sastra dan belajar bersama bersama mereka. Deengan waktu yang
sangat singkat, saya bisa belajar bagaimana kerasnya kehidupan di luar dengan
banyaknya tantangan seperti sastra yang kurang diminati masyarakat kota Malang.
Dari situ pula, saya juga belajar bagaimana menyikapi penilaian orang terhadap
karya sastra yang dipandang sebelah mata. Mereka mampu menunjukkan betapa kuatnya
motivasi mereka dalam mendirikan sebuah komunitas ini. Mereka melaksanakan
kegiatan bedah buku dan seminar buku dengan banyak atau sedikit penonton. Dan tak
lupa, Sastra untuk Kemanusiaan, dilakukan dengan memberikan hasil keuntungan
penjualan buku kepada komunitas/organisasi pelayanan kesehatan masyarakat. Dari
dalam diri saya sendiri, saya memulai kembali hobi saya yang sempat tertunda,
yaitu membaca. Sekarang ini, saya sedang membaca karya sastra Indonesia dengan
jumlah sepuluh bahkan lebih, dengan harapan saya mampu meningkatkan mutu
kualitas pendidikan kota Malang dengan membudayakan membaca karya sastra.